Minggu, 24 Agustus 2008

Final DBL



Kagum Lihat Antusiasme Penonton di DBL Arena

SURABAYA - Siapa pernah menyangka pertandingan basket SMA tingkat provinsi bisa menjadi pertandingan bersejarah sekaligus paling happening di Indonesia? Final party Jawa Timur kompetisi basket terbesar Grup Jawa Pos, Honda DetEksi Basketball League (DBL) 2008, merupakan pertandingan resmi pertama di Indonesia yang dihadiri seorang bintang NBA.

Danny Granger, top scorer Indiana Pacers, kemarin datang di DBL Arena Surabaya untuk menyapa penggemar, melakukan tip-off final laga putra, mengalungkan medali dan menyerahkan trofi juara, bahkan sempat bermain 2Ball bersama beberapa bintang SMA di saat jeda pertandingan.

Selain mencatat sejarah, final party itu sudah bikin heboh sebelum pertandingan dimulai. DBL Arena yang berkapasitas 4.400 penonton pada dasarnya sold out sejak sehari sebelumnya (Jumat, 22/8). Panitia hanya menyisakan sejumlah tiket untuk mereka yang datang pada hari H.

Namun, sejak pukul 09.00 kerumunan penonton sudah terbentuk di depan DBL Arena. Padahal, pintu masuk gedung baru dibuka dua jam kemudian, dan tangga naik ke tribun baru dibuka pukul 14.00.

Begitu boleh masuk, para calon penonton pun berlarian ke loket. Mereka ingin menjadi yang pertama antre di depan. Sayang, tidak semua bisa langsung dapat tanda masuk. Sejak pagi itu panitia hanya mengizinkan satu tanda masuk untuk setiap pengantre.

Setelah itu, antrean harus menunggu hingga ada ruang lowong di tribun. Misalnya, setelah laga pertama, antara tim putri SMA Ciputra Surabaya melawan SMAN 8 Malang. Kalau ada rombongan suporter pulang, baru penonton dimasukkan.

"Teman-teman kemarin sudah reservasi tiket final. Tapi, aku belum kebagian. Daripada nggak dapat, aku cepat-cepat datang pagi," kata Jane Natasha, pelajar SMA Petra 4 Sidoarjo, yang datang sekitar pukul 09.00.

Karena banyaknya antrean itu, bukan hanya tribun yang padat dengan penonton. Atrium DBL Arena seluas sekitar 2.000 meter persegi pun dipenuhi orang yang menunggu giliran naik. Total, lebih dari 6.000 orang hadir di DBL Arena kemarin.

Tapi, mereka tidak kehilangan momen di lapangan. Sebab, sejak pagi panitia sudah menyiapkan layar lebar ukuran 3 x 4 meter di atrium. Pengunjung pun nonton bareng di atrium yang ber-AC itu. "Meski tak bisa naik tribun, ini ada sisi positifnya. Enak di sini, dingin. Selain itu, di sini tidak bayar," kata Maria Reni, anak SMA Petra 1 Surabaya, lantas tertawa.

Pertandingan final pertama itu berlangsung sangat ketat. Angka tim putri SMA Ciputra dan SMAN 8 Malang saling menyalip dari kuarter pertama hingga kuarter keempat. Akhirnya, SMA Ciputra berhasil selamat, menang tipis 58-53. Padahal, pada menit-menit akhir, tiga dari empat starter Ciputra sudah fouled out. Mereka beruntung karena mesin poin utama SMAN 8 Malang, Mey Putridiana, juga fouled out.

Kemenangan itu menjadi lebih istimewa karena Ir Ciputra ikut hadir di DBL Arena untuk menonton. Begitu timnya menang, dia menyalami semua pemain. Yang lebih istimewa, kemenangan itu merupakan hadiah ulang tahun bagi Ir Ciputra. Hari ini (24/8) dia berusia 77 tahun.

"Memang hari ini (kemarin, Red) Pak Ciputra sengaja datang, melihat tim Sekolah Ciputra bertanding. Setelah tahu pertandingan seru, Bapak tidak mau pulang. Padahal, dia harus ke Jakarta dengan pesawat pukul 17.00. Akhirnya dia berangkat dengan pesawat pukul 20.00," kata Harun Hajadi, managing director Grup Ciputra.

Kehebohan memuncak sebelum dimulainya final putra antara SMA Petra 4 Sidoarjo melawan SMAN 2 Jember. Pertama, penonton merasa terharu dengan acara lamaran kejutan di tengah lapangan. Awalnya, DBL memberi penghargaan kepada tim profesional Surabaya, CLS Knights, atas bantuannya dalam Honda DBL 2008.

Tapi itu hanya pancingan. Ketika diberi mic, Christopher Tanuwidjaja, 28, general manager memanggil nama sang kekasih, Sherly Humardani, 27, yang duduk di ruang kamera. Tiba-tiba Christopher bilang, "Will you marry me?" Para pemain CLS Knights melepas baju pemanasan mereka. Di dalamnya ada kaus yang kalau dirangkai bersebelahan bertuliskan "Pls marry me".

Sherly yang terkejut lantas diberi selembar kertas besar oleh panitia. Dia diminta menulis jawabannya di kertas tersebut. Jawabannya, "Yes." Penonton pun bersorak.

Acara itu memang sudah lama disiapkan Christopher dan kru DBL. Tapi, Sherly tak boleh tahu. "Saya pilih cara ini karena kami berdua hidup di basket. Saya di CLS Knights, Sherly dulu pemain nasional," ungkap Christopher.

Penonton kembali bersemangat ketika Commissioner DBL Azrul Ananda mengumumkan bahwa tahun depan kompetisi ini akan mengunjungi lebih banyak lagi kota dan provinsi. "Tahun ini 11 kota dan sepuluh provinsi, tahun depan 16 kota di 15 provinsi," kata Azrul, yang belum mau menyebutkan kota-kota tambahannya.

Azrul lantas mengumumkan bahwa Honda masih akan menjadi partner utama DBL untuk 2009. Sebelum prosesi Indonesia Raya menjelang pertandingan terakhir, Azrul mengundang Sigit Kumala, pimpinan marketing and product development division PT Astra Honda Motor, dan Suwito, direktur MPM Motor, ke tengah lapangan bersama para pemain finalis untuk prosesi yang sudah menjadi tradisi DBL sejak 2004 itu.

Tepat sebelum Indonesia Raya, puncak kehebohan tiba. Azrul mengundang tamu paling istimewa. Dia menunjuk layar LED di atas tribun, yang kemudian menampilkan highlight permainan Danny Granger di NBA. Layar LED lain lantas bergeser di pintu keluar pemain, dan keluarlah sang bintang NBA. Penonton berteriak, "Danny! Danny! Danny!"

Granger tampak gagah dengan kaus tanpa lengan dan celana basket. Semakin menunjukkan "badan NBA"-nya yang 206 cm dan berotot. Dia ikut berdiri di tengah lapangan, mendengarkan Indonesia Raya.

Kemudian, pemain 25 tahun itu melakukan tip-off, lantas menyaksikan pertandingan dari VVIP Suite di tribun atas DBL Arena. Saat dimintai komentar tentang final party ini, Granger hanya geleng-geleng kepala. Dia hanya punya jawaban pendek-pendek. "This is cool. This is so cool. This is crazy," katanya. "Saya tak pernah membayangkan pertandingan di Indonesia bisa seperti ini," tambahnya.

Saat half-time, Granger kembali turun ke lapangan. Dia bermain NBA 2Ball (permainan dua orang shooting) bergantian bersama tiga pemain Honda DBL 2008: Nabil Zakariah (SMA Ta'miriyah Surabaya), Elliana Kusumaningrum (SMA Petra 3 Surabaya), dan Arwan Wirareka Wahana (SMAN 9 Surabaya).

Granger hampir selalu memilih menembak dari luar garis tiga angka. Di Pacers dia memang paling akurat dari jarak jauh. Dalam sejarah tim, hanya Reggie Miller yang mampu menyaingi. Namun, tembakan-tembakan awalnya banyak tidak masuk. Dia lantas mundur selangkah dua langkah di belakang garis, barulah tembakannya masuk berurutan. Penonton terkagum-kagum.

Granger mengaku sempat lupa bahwa garis tiga angka yang dipakai di DBL Arena mengikuti aturan FIBA. Di NBA sedikit lebih jauh. Makanya, ketika dia mundur, tembakan justru lebih mulus.

Final putra itu sendiri berlangsung agak timpang. SMA Petra 4 Sidoarjo mampu mempertahankan gelar, menang relatif mudah, 60-36. Untuk kali pertama dalam sejarah SMA putra DBL, ada tim yang meraih juara dua kali. Sebelumnya, tidak pernah ada sekolah yang menang dua kali di kategori SMA putra.

Setelah pertandingan, para pemain SMA Ciputra dan SMA Petra 4 bergantian menerima kalungan medali dari Granger. Kemudian mereka menerima trofi dan berfoto bersama. "Puas sekali. Nanti malam bisa-bisa saya tidak bisa tidur saking senangnya," kata Oei Abraham Yoel, kapten Petra 4.

Yoel dan para finalis Jawa Timur ini memang harus tidur nyenyak. Hari ini, bersama tim-tim juara Honda DBL 2008 lain (total 11 kota), mereka akan kembali bertemu Danny Granger, dalam NBA Basketball Clinic, even resmi pertama NBA di Indonesia.

Pagi ini para champion (total sekitar 240 pemain) mengikuti pra-klinik dulu bersama CLS Knights. Dari situ akan dipilih 50 pemain (25 putra dan 25 putri). Lima puluh pemain itu yang akan latihan langsung bersama Granger. "Saya ingin masuk 50 besar itu, lalu belajar nge-dunk dari Danny," harap Yoel.

Mereka yang tidak masuk 50 besar tidak perlu khawatir. Sebab, mereka tetap punya kesempatan untuk berlama-lama bersama sang bintang. Mendengar pesan-pesan dan pelajaran bagaimana menjadi pemain basket yang sukses. Dan, mereka semua akan berfoto bareng dengan Granger, meninggalkan pengalaman tak terlupakan.

NBA Basketball Clinic di DBL Arena ini terbuka untuk publik. Kemarin, setelah final, masih banyak penonton antre reservasi. Banyak di antaranya penggemar yang tidak kebagian tempat nonton final party. "Wah, ini pasti nggak bisa masuk. Harusnya gedungnya dibikin lebih besar. Tapi, saya datang memang pengin nonton Granger. Besok (hari ini, Red) masih ada kan? Kalau begitu, pesan untuk NBA Basketball Clinic saja," kata Alwin, 25, karyawan swasta. (rum/hil/aul)

Tidak ada komentar:

Sign by Danasoft - Myspace Layouts and Signs